Malang Mysterio #48 - Astral Projection ke Terowongan Lampegan di Cianjur - Cerita Seram Kaskus

Malang Mysterio #48 - Astral Projection ke Terowongan Lampegan di Cianjur

Sebilah pisau telah berada di genggaman pria brewok itu , sambil duduk di bangku kayu ia mulai mengupas sebiji apel muda berkulit hijau , sebelum akhirnya ia mengiris apel itu menjadi potongan potongan kecil yang kemudian dibagikan pada kami.

Pendik : " agak kecut bang "

Me : " kurang mateng nih bang "

sepotong kecil apel yang kugigit ini terasa agak kecut hingga membuat mukaku berkerut , namun pria itu hanya tertawa saja melihatku.... ia memang sengaja memilih apel yang belum masak dan menyuruh kami memakannya , ia ingin agar kami merasakan bahwa kehidupan ini juga bisa kecut.... bagi pria bernama Priono itu kecutnya kehidupan bukanlah hal yang asing , ia baru saja bebas dari penjara akibat fitnah yang ditimpakan padanya beberapa tahun lalu.... dibalik jeruji sel tentu saja hidup jadi terasa kecut , seperti apel ini.

Priono : " bayangin kalo lu harus nelen yang kecut kecut sampe bertahun tahun !!.. kuat ngga ?!? "

Pendik : " jelas ngga kuat bang "

Me : " males bayanginnya bang "

Priono : " tapi ya kayak gitu hidup ini , kadang kita dipaksa nelen yang kecut terus terusan , ngga ada pilihan lain "

raut muka bang Priono tampak getir saat ia kembali menceritakan masa lalunya yang kecut itu , kehidupan yang dijalaninya di ibukota ternyata adalah suatu jebakan setan.... ia didakwa merampok rumah pengusaha sekaligus divonis kepemilikan senjata api ilegal dan juga narkoba , ironisnya jebakan itu adalah ulah dari seseorang yang telah dianggapnya sebagai teman baik.

Priono : " kecut kalo elu punya temen tapi ternyata nusuk dari belakang , di jakarta orang pada pake topeng semua "

Me : " buangsat juga itu temennya bang "

Priono : " itu temen gw dari jaman susah , sama sama pernah laper bareng .... gak taunya bisa jebak gw kayak gitu "

Pendik : " emang kudu ati ati ya bang temenan sama siapa aja , apalagi di jakarta "

Priono : " emang gw yang bego , ternyata yang suka nipu itu bukan jin tapi justru manusia...ha..ha..ha.. "

Me : " ha..ha.. bener tuh bang "

di saat kami masih ngobrol mendadak datang beberapa sopir truk yang memesan mie rebus dan kopi , segera saja bang Priono bangkit dari bangku kayu lalu bersiap menjerang air di kompor gas..... memang sehari hari bang Priono membuka warung kopi di sekitar stasiun lama daerah Sukun ini , belum ada sebulan ia berjualan di sini dan selama itu pula bang Renggo sering mengajak kami kemari... antara mereka berdua terjalin persahabatan erat karena dulu pernah sekampus bareng , apalagi bang Renggo juga sering diajak bang Priono berlatih tenaga dalam di padepokan Romo Drajat.

Pendik : " bang renggo kok suwe nek tuku pulsa vig ?! "

(bang renggo kok lama beli pulsanya vig ?!)

Me : " babah ndik , tuku pulsa ndek mekkah paling "

(entah ndik , beli pulsa di mekkah paling)

Pendik : " ha..ha.. "

Hampir 15 menitan bang Renggo meninggalkan kopinya di meja hingga tak lagi panas , ia bilang mau ngisi pulsa di konter terdekat tapi sampai detik ini ia belum kembali juga.

Priono : " udah pernah rogo sukmo kemana aja bareng renggo ?! "

Me : " masih di sekitaran jatim sama jateng doang bang "

Priono : " belum pernah ke jakarta ? "

Me : " belum bang "

Priono : " kalo gw pas dipenjara tiap malem pasti rogo sukmo terus "

Pendik : " rogo sukmonya dari dalem sel ya bang ?! "

Priono : " iya , cuma pas rogo sukmo itu gw bisa ngerasa bebas.... biarin aja badan gw di dalem sel gak bisa kemana mana "

Me : " trus biasanya kemana aja bang ?! "

Priono : " gw udah pernah kemana aja kecuali afrika sama eropa "

Pendik : " yang menarik apa aja bang ?! "

Priono : " ada shangrila di tibet , di dasar laut jepang ada yonaguni , trus di irak ada istana jin jaman nebukadnezar , pernah juga ke pulau moai yang banyak patungnya itu.... muacem macem pokoknya "

Pendik : " wah ?!.. luar negeri semua bang "

Me : " pernah ketemu jin yang kuat ngga bang ?! "

Priono : " kadang sih ketemu jin anah buahnya dukun "

Me : " ngga pernah ngalamin yang ngeri ngeri gitu ?! "

Priono : " apa ya ?!... kalo hewan astral yang gede gede itu pernah ngadepin juga , trus tarung sama jawara banten juga pernah... malah kalah gw "

Me : " tarung pake psi ball ya bang ?! "

Priono : " iya , lempar lemparan psi ball gitu.... pas gw kena sukma gw langsung balik ke badan , muntah darah buanyak banget "

Pendik : " wah bahaya tuh bang "

Priono : " yang salah gw sih sebenernya , gw songong sok adu ilmu "

ngobrol bersama bang Priono terasa mengasikkan sekaligus membuka wawasan , pengalamannya soal Astral Projection cukup banyak dan hebatnya lagi ia melakukannya saat masih mendekam di balik jeruji penjara , kebebasan tak kasat mata itu menjadi penghiburan yang membuatnya tetap waras menjalani masa hukuman.

Priono : " ya untungnya gw bisa rogo sukmo kalo ngga udah stres gw dipenjara , orang kayak gw serba ngenes keadaannya.... sel gw itu udah kayak kandang babi , beda sama koruptor yang selnya enak "

Pendik : " koruptor kan menang duit bang , bisa dapet fasilitas enak "

Me : " koyok gayus tambunan iku ndik..ha..ha.. "

Priono : " eh ngomong ngomong renggo lama amat beli pulsanya ?! "

Me : " gak tau bang beli pulsa dimana dia "

Priono : " ya udah gw tinggal goreng pisang dulu ya ! "

Me : " oiya bang , enak tuh anget anget "

kini bang Priono mulai menyalakan kompornya lagi dan bersiap menggoreng pisang , melihat tampangnya yang brewok seharusnya ia lebih cocok menjadi mafia saja.

Pendik : " ayo vig , uklam uklam ndek rel sepur ?!... gurung nate tha kon ? "

(ayo vig , jalan jalan di rel kereta ?!...belum pernah tha kamu ?!)

Me : " gurung nate ndik "

(belum pernah ndik)

Pendik : " bang kita tinggal dulu ya ?! "

Priono : " loh mau kemana ?! "

Pendik : " jalan jalan bentar bang "

Me : " iya bang , mau nyari angin bang "

Priono : " ya udah , ati ati banyak anak mabok di sana ntar dipalakin "

Me : " iya bang "

daripada cuma duduk doang di warung kami memutuskan untuk jalan jalan sebentar di sekitar stasiun , ada begitu banyak jalur rel kereta yang saling berjejeran , begitu juga dengan gerbong gerbong usang yang mangkrak tak terpakai lagi , selain itu beberapa anak jalanan tampak tengah asik gitaran sambil mabok dan ngelem.

Me : " arek arek ngono iku kok betah yo ndik urip gak genah "

(anak anak kayak gitu kok betah ya ndi hidup gak jelas ?!)

Pendik : " lha ape piye maneh ?!.. ape sekolah yo gak duwe ragat vig "

(lha mau gimana lagi ?!... mau sekolah juga gak punya biaya vig)

cukup lama kami berjalan jalan di sekitar rel , sesekali kereta api lewat dan menimbulkan suara berisik , namun nyanyian anak anak jalanan itu juga tak kalah berisiknya " sekolah aku tak punya biaya , terpaksa kuharus mencari nafkah...hidupku hanyalah seorang pengamen.. pulang malam slalu bawa uang recehan " dengan suara parau mereka tetap bernyanyi riang tanpa beban , tong tong besipun mereka pukuli sebagai pengganti drum , beberapa bahkan tampak asik berjoget bak biduan dangdut.

Pendik : " lha iku seng nggitar lak bang renggo tho vig ?! "

(lha itu yang nggitar kan bang renggo tha vig ?!)

Me : " mosok tha ndik ?! "

Pendik : " iku lho ketutupan arek klambi abang "

(itu lho ketutupan anak baju merah)

kami baru menyadari jika bang Renggo ternyata ada di dalam kerumunan anak anak jalanan itu , ia tengah asik menggenjreng gitar sambil sesekali menggoyangkan kepalanya , rupanya ia ikut ikutan mabok bersama mereka.... pantas saja ia tak segera balik ke warung.

Pendik : " celuken vig ! "

(panggilin vig !)

Me : " ngenteni lagune ben mari disek ndik "

(nugguin lagunya biar abis dulu ndik)

ketika lagu berakhir aku langsung berteriak memanggil bang Renggo , sesaat ia tampak celingukan sebelum menyadari keberadaan kami yang berdiri di dekat rel , segera saja ia bangkit dari duduknya lalu berjalan kemari dengan langkah sempoyongan.

Me : " ngapain bos di situ ?! "

Renggo : " sori vig , tadi gw nelpon cewe gw di sini trus liat anak anak itu asik gitaran , iseng aja gw join eh malah keasikan.... ditawarin ciu lagi ampe berat gini pala gw "

Me : " ayo balik ke warung deh ! "

matahari hampir tenggelam di ufuk barat dan haripun mulai beranjak gelap , lekas saja kami beranjak meninggalkan stasiun ini dan kembali ke warung bang Priono.

Pisang goreng yang baru saja diangkat dari penggorengan telah tersaji di meja , dengan rakus bang Renggo menyantapnya sambil sesekali bersendawa.

Priono : " diajakin mabok lu nggo ?! "

Renggo : " iya no , pada minum ciu tuh anak anak punk "

Priono : " gw kirain lu tadi diculik orang nggo , ngga balik balik ke warung "

Renggo : " ha..ha.. emang sapa yang mau nyulik gw no ?!.. "

Priono : " ha...ha...ha.. "

sayup sayup mulai terdengar kumandang adzan maghrib di kejauhan , beberapa sopir truk yang nongkrong di warung inipun bersiap siap melanjutkan perjalanannya... kini suasana jadi sepi karena hanya kami saja yang ada di warung ini.

Priono : " kalo misalnya malem ini gw ngajakin rogo sukmo bisa ngga ?! "

Renggo : " ngajakin kemana no ?! "

Priono : " ke tempatnya dukun top di cianjur , kliennya pejabat sampe gembong narkoba "

Renggo : " ki joko bodo ya no ?! "

Priono : " bukan , yang ini dukunnya gak pernah masuk tipi nggo... tapi saktinya luar biasa , ki joko bodo gak ada apa apanya "

Renggo : " tau dari mana lu no ?!.. "

Priono : " dari temen gw pas di penjara nggo , kan dia pernah jadi anak buahnya bentar "

Renggo : " bahaya ngga tuh ?! "

Priono : " kayaknya bahaya nggo , dia punya pasukan jin yang buanyak banget.... trus suka ritual yang serem serem juga , apalagi ini pas kamis legi nggo "

Renggo : " lu udah pernah ke sono ?! "

Priono : " dia punya ruang bawah tanah yang nembus sampe loji belanda , gw cuma sempet masuk bentar doang trus keluar lagi , soalnya gak punya nyali kalo sendirian "

Renggo : " kan lu punya grup astraler di jakarta ?! "

Priono : " gak ada yang mau gw ajakin , itu grup astral cuma pelesiran doang kerjaannya "

Renggo : " gw jadi penasaran no , apa gw ajakin steve sekalian ya no ?!... biar kalo ada bahaya kita bisa ngatasin "

Priono : " steve ?!.. bukannya dia narik angkot kalo malem no ?!

Renggo : " ya paling sampe jam 9 doang narik angkotnya no "

Priono : " kalo gitu suruh aja dia langsung ke rumah lu pas abis narik angkot "

Renggo : " oke no "

sambil makan pisang goreng aku menguping apa yang dibicarakan bang Priono , rencananya melakukan Astral Projection ke tempat dukun sakti di Cianjur terdengar cukup mengerikan , apalagi dukun itu tak cuma memiliki kesaktian tinggi tapi juga memiliki pasukan jin dalam jumlah banyak.... entah apakah aku dan Pendik boleh ikut serta kesana malam ini.

Me : " gw sama pendik boleh ngikut ngga bang ?! "

Priono : " ini bahaya sebenernya "

Me : " tapi gw penasaran nih bang "

Pendik : " iya bang , terlanjur denger ceritanya tadi "

Renggo : " dah ngikut aja deh , kan ada steve juga "

Priono : " tapi pada dibelakang aja ya biar aman "

Me : " oyi bang "

untung saja kami diperbolehkan bang Priono untuk ikut serta , rencananya jam 9 malam nanti kami akan berkumpul di rumah bang Renggo dan melepas sukma dari sana.

Waktu telah menunjukkan jam 10 malam lewat saat kami berhasil melepas sukma dari tubuh masing masing , segera saja bang Priono menyuruh kami semua memegangi kedua tangannya lalu " wuuuuzzzz !!!! " sekejap kemudian keadaan menjadi blur sekian detik sebelum akhirnya normal kembali , ternyata kami tiba tepat di mulut terowongan kereta api yang cukup gelap , sementara sekeliling kami hanyalah hutan lebat tanpa ada satupun bangunan.

Priono : " ini terowongan lampegan namanya "

Renggo : " katanya kita ke loji belanda no ?! "

Priono : " terowongan ini bagian bawahnya nembus sampe ke loji nggo "

Renggo : " kita nembus bawah tanah nih ?! "

Priono : " iya tapi kita masuk terowongan dulu "

kini kami mulai memasuki terowongan yang ternyata cukup panjang ini , ketika tiba di tengah tengahnya bang Priono menyuruh kami untuk mendarat di rel kereta.

Priono : " kita nembus tanah sekarang ya ?! "

Renggo : " ayo no cepetan ! "

tanpa buang waktu kami semua mulai menembusi tanah yang kami pijak , sesaat keadaan menjadi gelap dan rasanya seperti tenggelam di pasir..... hingga akhirnya kami terjatuh di sebuah ruangan yang tampak gelap gulita , segera saja bang Priono menciptakan psi ball yang berkobar kobar di telapak tangan kanannya dan terlihatlah seisi ruangan ini..... ternyata ada sesuatu yang mengerikan di sini.