Aku dan "Teman" Kos-ku #2 - Ketukan Tengah Malam - Cerita Seram Kaskus

Aku dan "Teman" Kos-ku #2 - Ketukan Tengah Malam

"Ini pohon jambu air depan kamar kalo berbuah enak kali ya, kita tinggal metik aja nanti"-Kata gw

Kamar gw memang punya 2 pintu yaitu pintu akses dari luar langsung ke kamar dan dari kamar ke ruang belakang (kamar mandi dan jemuran), di halaman depan tepat depan kamar kos gw ada pohon jambu air yang cukup rindang, menurut gw pohon itu yang membuat suasana jadi adem. Sebenarnya tidak ada yang aneh dari pohon ini dan bahkan tidak menyeramkan kalau menurut gw, tapi banyak tetangga atau orang yang lewat situ katanya sering terlihat penampakan. Meskipun kata orang banyak penampakan, tapi penghuni kos tidak pernah mengalami atau melihat penampakan di pohon ini, sampai akhirnya gw dan Dika jadi korban pertama..

Seperti yang udah gw ceritakan di cerita pertama, kebiasaan gw adalah nonton TV sampai tertidur. Kebiasaan ini rupanya menular ke temen gw Dika, meskipun dia kadang masih sempat matikan TV, tapi lebih sering TV tersebut menyala sampai pagi. Suara langkah kaki di atap rumah juga mulai jarang, meskipun sesekali masih ada, tapi kami mulai terbiasa.

Pada malam itu gw, Dika, Wawan, Eka dan Fauzi nonton DVD bareng di kamar gw, gw lupa waktu itu nonton film apa, tapi yang jelas film komedi yang lucu banget. Kami semua ketawa sampe ngakak-ngakak. Acara nonton bareng itu berlangsung sampai sekitar jam 12 malam. Hingga jam 12 itu, kami masih ngakak-ngakak saking lucunya. Kami mengakhiri nonton bareng tersebut karena besoknya masih ada kuliah pagi. Gw dan Dika seperti biasa masih nonton TV sambil tiduran di ranjang masing-masing, lampu sudah mati dan kami sudah persiapan untuk tidur.

Sekitar jam 2, gw yang masih belum ngantuk masih tetap nonton TV, lalu tiba-tiba dari pintu luar ada yang ketuk pintu.

(Tok...tok...tok...)"Assalamualaikum, punten A, ngiring lebet(translate:"Assalamualaikum, permisi Kak, ikut masuk")"-Terdengar suara ketukan pintu diikuti suara nenek-nenek.

"Hah??siapa itu??kok jam segini ada nenek-nenek??ini kan jam 2 dini hari"-Kata gw dalam hati.

Nenek itu terus mengetuk pintu dan meminta masuk berulang-ulang. Gw sudah mulai ketakutan, tapi gw takutnya memang ada keluarga pemilik/ penghuni kos yang berkunjung (meskipun aneh karena saat itu sudah jam 2 dini hari), maka gw coba intip melalui jendela. Hati-hati gw melangkah dan mengintip melalui jendela, tapi saat gw lihat keluar jendela, gw ga melihat ada satu orang pun disana. Gw ga mau berasumsi lain-lain yang jelas saat itu gw sangat ketakutan. Gw langsung tiduran di kasur dan seluruh badan langsung gw tutup dengan selimut, badan gw gemeteran. Saat gw dalam posisi seperti itu, suara nenek-nenek itu kembali muncul.

(Tok...tok...tok...)"Assalamualaikum, punten A, ngiring lebet(translate:"Assalamualaikum, permisi Kak, ikut masuk")"-suara nenek-nenek ini berulang terus.

Suara itu akhirnya hilang saat adzan pertama (sekitar jam 3 dini hari). Lalu, HP gw tiba-tiba berbunyi tanda ada SMS masuk. Gw ambil HP sambil badan gw tetap dalam selimut, jadi tangan gw doang yang meraba-raba cari HP di lantai. Gw baca SMS itu dan ternyata dari Dika.

"Ron, lu denger barusan yang ketuk pintu??itu siapa??masa ada nenek-nenek tengah malam??"-Begitu kira-kira bunyi SMS Dika.

"Iya gw denger, td gw intip ga ada siapa-siapa, gw takut banget"-Gw balas SMS itu.

"Iya gw juga takut"-Dika balas lagi.

Akhirnya sampai pagi kami tidak bisa tidur dan terus SMS-an, padahal jarak ranjang kami cuma sekitar 2 meter saja. Tak ada satupun dari kami yang berani bangun bahkan untuk menyalakan lampu sekalipun, bahkan gw harus menahan kencing sampai subuh. Daripada ketemu setan, mending gw nahan kencing, begitu pikir gw.

Akhirnya terdengar adzan subuh, Eka yang biasanya bangun duluan untuk Sholat Subuh. Tapi gw masih kurang yakin.

"Bang Eka?"-Panggil gw.

"Yoii, tumben lu dah bangun Ron"-Jawab Eka.

Ah beneran Eka nih, dalam hati gw. Akhirnya setelah yakin itu adalah Eka, gw dan Dika memberanikan diri bangun dan menyalakan lampu kamar. Gw masih gemeteran, Dika juga terlihat keringetan (padahal Bandung dingin). Kami pun memutuskan untuk sholat berjamaah bareng Eka.

Pagi harinya kos-kosan kami heboh setelah mendengar cerita itu. Gw tanya satu per satu penghuni kos, tapi tak ada satu pun yang mendengar suara itu. Wawan akhirnya berinisiatif menelepon pamannya di Palembang, katanya Pamannya bisa berkomunikasi dengan makhluk gaib. Setelah selesai, Wawan menceritakan kembali pembicaraan Pamannya. Menurut Paman Wawan, itu adalah makhluk penunggu pohon jambu yang merasa terganggu dengan kami yang berisik tertawa terbahak-bahak tengah malam, makhluk tersebut merasa tidak dihargai.

Sejak kejadian itu, penghuni kos jadi jarang pulang atau nongkrong sampai malam, mereka ketakutan kalau pulang malam dan lewat pohon jambu itu. Daripada pulang malam mending nginep di rumah teman, begitu pikir kami.

Bagi gw pribadi, kejadian ini mengajarkan tentang batasan, bahwa sesuatu yang berlebihan itu memang tidak baik, kita harus tahu batasan. Tindakan yang berlebihan dan melewati batas justru akan mengganggu orang lain....atau 'makhluk' lain di sekitar kita.


=== Cerita Selanjutnya ===