Diary - Catatan seseorang yang bisa melihat Mereka (Catatan Nyata) - Part XVII - 24 Maret 2011 - Cerita Seram Kaskus

Diary - Catatan seseorang yang bisa melihat Mereka (Catatan Nyata) - Part XVII - 24 Maret 2011

24 Maret 2011

Aku akan ceritakan padamu Diary, hal yang baru saja hari ini aku alami di kampus.

Aku sama sekali tidak menyangka kalau ternyata masih ada tempat di kampus yang belum aku ketahui akan keberadaan ‘mereka’.

Tempatnya adalah kampus di gedung XX dan di lift belakang gedung yang dekat dengan toilet.

Lift yang kumaksud adalah lift bernomor 4 yang biasanya selalu rusak.

Jadi tadi itu setelah kelas selesai, aku segera berlari ke lift karena Cindy dan kawan-kawan sudah menungguku di mall xxxxxxx.

Dan pada saat itu, ketiga lift yang lain sedang berada di lantai yang jauh dari lantai tempatku. Satu-satunya lift yang langsung berhenti di lantai 6 itu adalah lift nomor 4.

Tapi aku tidak terlalu memikirkannya tadi, yang terpikir olehku adalah bagaimana cara secepatnya untuk segera ke mall.

Jadi aku naik ke lift itu..

Sebelum lift tertutup, ada seorang mahasiswa juga yang mengenakan jas almamater masuk ke lift itu.

Aku sempat berpikir, perasaan tadi hanya aku sendiri yang sedang mengantri lift ini, darimana dia datang?

Tapi sudahlah.. pikirku saat itu

Kemudian lift turun satu lantai, kembali masuk 2 orang mahasiswa lagi..

Keduanya menyapa mahasiswa pertama yang mengenakan jas almamater, kemudian mereka bertiga mengambil tempat di pinggir-pinggir lift dan berdiri terpisah.

Kemudian lift turun lagi ke lantai 4, kali ini yang masuk cukup banyak. Sekitar 6 orang masuk ke dalam lift itu, membuatnya cukup sesak.

Aku merasa seperti mengenal salah seorang dari 6 orang yang masuk terakhir itu. Sepertinya aku pernah melihat wajahnya entah dimana.

Lift beranjak turun lagi

Lantai 3…

Lantai 2…

Lantai 1…

Bertepatan saat lift menyentuh lantai 1, lampu lift seluruhnya padam. Dan aku bisa merasakan lift berhenti.

“Aduh.. padahal sudah sampai” ucapku reflex.

Tiba-tiba udara di dalam lift itu menjadi sangat dingin sekali.

Mataku mungkin sudah mulai terbiasa pada kegelapan ketika aku mulai bisa melihat siluet dari para mahasiswa yang naik lift bersamaku.

Tapi beberapa siluet yang kulihat terasa agak aneh.. dan mereka terlalu tenang walaupun terkunci di lift yang mati ini.

Dari salah satu siluet mahasiswa aku melihat.. darah? Apakah itu darah yang mengalir di tangannya? Atau aku salah lihat karena kegelapan ini.

Aku menggapai tasku, berusaha mencari handphoneku. Setidaknya cahayanya bisa membuatku melihat lebih jelas.

Aku sedang sibuk mencari handphoneku ketika salah satu siluet bergerak.

Srekk..srekk..

Terdengar bunyi geseran sepatunya.

Siluet ini tidak kalah anehnya, bayangan kepalanya sepertinya miring pada sudut yang tidak wajar.

Sosok itu berbalik, dan matanya…

Matanya bagaikan bersinar dalam kegelapan ini..

Dan aku mulai bisa melihatnya dengan lebih jelas, seakan ada sumber cahaya kecil yang menerangi lift gelap itu.

Dan benar, sosok di depanku lehernya membengkok dengan tidak wajar. Lehernya tampak patah. Tapi dia tampak tidak terganggu dengan itu, matanya yang menyala tampak membulat menatapku.

“Masih hidup..” bisiknya.

SREKK..SREKK…

Satu per satu siluet itu berbalik.

Semuanya memiliki mata yang sama menyalanya seperti mahasiswa dengan leher patah di depanku.

Kesemua sosok itu tampak mengerikan…

Aku benar ketika berpikir sosok yang berada di sebelah kananku berdarah. Malahan darah mengalir dari mata, hidung, mulut dan telinganya.. kepalanya tampak sedikit remuk dan mengeluarkan darah yang mengalir deras juga ke sekujur tubuhnya.

Sosok lainnya terlihat berwajah sangat rusak, seakan-akan wajah itu dihantamkan ke sesuatu dengan keras.

Sosok lainnya menatapku tanpa memutar tubuhnya, lehernya terpuntir 180 derajat ke belakang.

Lainnya berdiri dengan miring, lengan dan kakinya semua membengkok dengan sudut yang tidak seharusnya, dia menatapku sambil tertatih-tatih mencoba bertahan untuk tetap berdiri.

Sedangkan ada lainnya lagi yang terlihat jelas guratan warna merah terang di lehernya. Kondisi badannya sama seperti manusia biasa dari leher kebawah, tapi begitu aku melihat bagian leher keatasnya mulai dari guratan merah itu, seluruh wajahnya berwarna merah gelap, dan ekspresinya bagaikan tercekik menatapku dengan tatapan menderita.
Kemudian sosok mahasiswa yang berbaju almamater berjalan ke tengah. Sosoknya paling hancur dibandingkan yang lain.

Kemeja putih di balik jas almamaternya ternodai darah hingga berubah warna.

Seluruh bagian tubuhnya yang terlihat berwarna hitam membusuk, beberapa bagian seperti pipi dan punggung tangannya menampilkan warna putih tulang yang berada di balik daging busuk itu.

Matanya menyala kuning kemerahan, seperti matahari senja pikirku saat itu.

Kemudian dia menggerakkan rahangnya.

Aku mendengar suaranya di dalam kepalaku.

“BAGAIMANA KAU KESINI!?” tanyanya, suara yang terdengar di dalam kepalaku bagaikan dikatakan oleh beberapa orang berbarengan.

“INI BUKAN TEMPAT JIWA HIDUP” katanya lagi langsung ke dalam kepalaku.

“INI TEMPAT KAMI!!”

“INI ADALAH HUKUMAN KAMI!!” setelah suara itu terdengar, lift berguncang sangat kuat hingga aku terduduk.

Aku merasakan rasa panas mulai muncul dari bawah lift.

Semua sosok itu mengeluarkan gumaman-gumaman tidak jelas, seperti saling berbicara satu sama lainnya.

Kemudian sosok dengan baju almamater itu menatapku dan memberikan sesuatu yang kurasa senyuman jahat, entahlah, karena bibir dan dagunya sudah tidak utuh lagi.

“KAU AKAN IKUT BERSAMA KAMI!!”

Segera setelah itu, puluhan tangan keluar dari lantai lift itu. Semua tangan-tangan itu memiliki daging busuk berwarna hitam seperti milik sang sosok dengan baju almamater.

Aku mencium bau belerang yang sangat kuat di dalam lift itu.

Sosok berbaju almamater itu kemudian menatapku sambil menggumamkan sesuatu.

Kemudian bagaikan mendapat perintah, semua tangan itu bergerak bersamaan ke arahku.

Tangan-tangan itu memegang seluruh tubuhku dan menahan tubuhku di dinding lift.

Aku tidak bisa bergerak..

Kemudian aku mencium bau hangus…

“Aduh!!” kataku ketika merasakan rasa terbakar di telapak kakiku.

Lantai lift mulai menyala warna orange dan panas mulai menyelimuti ruangan lift yang sempit itu.

Tangan-tangan itu mulai memegangiku lebih erat lagi..

“Mmmhh!!” teriakanku tertahan oleh tangan-tangan yang menutup mulutku. Tangan-tangan itu berbau arang dan belerang, dan dagingnya terasa panas dan kering terasa pada mulut dan bibirku.

Aku sudah tidak kuat lagi untuk melawan ketika kulihat pintu lift sedikit terbuka.

Semakin lama pintu lift semakin terbuka..

Dan dari balik cahaya terang, munculah Andrew… pemuda hantu yang biasanya terlihat sedih di lorong lantai 6 yang pernah kuceritakan padamu Diary..

“LISA!! KEMARI!!” teriaknya sambil mengulurkan tangannya.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan-tangan yang menahanku.

Lenganku terbebas!!

Aku segera mengulurkannya pada tangan Andrew.

Ketika aku menyentuh tangannya, tangan-tangan lainnya yang melepaskanku.

Andrew menarikku keluar dari lift itu dengan keras sampai aku terduduk di lantai luar lift itu.

“GRAAAAHHHHHGGGGGHH!!!!!” teriak si sosok berbaju almamater.

“PENGKHIANAT!!” teriaknya di dalam kepalaku “TEMPATMU BERSAMA KAMI!!”

Segera setelah dia mengatakan itu, semua sosok yang berada di dalam lift dan semua tangan-tangan yang menahanku tadi menarik Andrew masuk ke dalam lift itu.

Sebelum lift tertutup, aku sempat melihat Andrew tersenyum sambil mengangguk kecil padaku.

Kemudian lift itu menutup seluruhnya.

Aku berusaha membuka lift itu dengan tanganku namun sama sekali tidak bergerak.

Setelah mencoba beberapa lama aku menyerah… pintu lift itu sama sekali tidak mau terbuka.

Bunyi dering handphone dari tasku mengagetkanku.

Cindy..

“Halo Cin?” jawabku

“Lo dimana say? Lama banget? Udah mau jalan belom?” ujar Cindy dari seberang telepon.

“Ah!” kataku baru teringat janjiku pada teman-temanku.

Aku melihat sekeliling..

Ini masih lantai 6? Pikirku bertanya-tanya.

“Ehh.. iya ini mau jalan Cin, aku baru dari ruang dosen” jawabku berbohong pada Cindy.. maaf ya Cin…

Kemudian aku buru-buru turun dengan menggunakan tangga, cukup sudah berurusan dengan lift kampus untuk hari ini.

25 Maret 2011

Halo diary… hari ini tidak ada sesuatu yang special sih yang terjadi…

Tapi aku mencoba mencari Andrew hari ini…

Aku tidak menemukanya dimana-mana…

Apakah dia benar-benar sudah dibawa oleh sosok-sosok di lift itu…

Maafkan aku Andrew…

Semoga saja jiwamu berada di tempat yang lebih baik…


=== Cerita Selanjutnya ===