Diary - Catatan seseorang yang bisa melihat Mereka (Catatan Nyata) - Part XVI - 17 Maret 2011 - Cerita Seram Kaskus

Diary - Catatan seseorang yang bisa melihat Mereka (Catatan Nyata) - Part XVI - 17 Maret 2011

17 Maret 2011

Halo Diary…

Aku tidak menyangka akan kembali menulis lembaranmu di pagi hari seperti ini lagi…

Masalahnya… kejadian ini terjadi jam 3 pagi tadi…

‘Dia’ kembali lagi…

Si ‘wanita’ berbaju putih….

Aku terbangun karena suhu membeku di kamarku… dan tadi sedang tidak turun hujan, dan cuaca masih belum cukup dingin untuk membuatku tidur dengan mengenakan pakaian tambahan.

Namun, ketika aku terbangun aku langsung bisa mencium samar-samar bau bangkai dan bunyi ‘Krrssk..Krrsskkk..’

Seperti suara menggaruk..

Aku segera masih mencoba menghilangkan kantuk dari mataku sebelum kudengar suara “..ssshhhh”

Aku mengarahkan mata pada arah suara itu..

Dan ‘Dia’ kembali…

Wanita itu kembali bertengger di atas lemari seperti binatang berkaki empat.

Menatapku sambil menyeringai…

Lalu, perlahan-lahan dia merangkak turun dari atas lemari dengan tangan dan kakinya.

Aku tidak bisa bergerak.

‘Dia’ menghilang ke bawah tempat tidurku.

Kemudian hening…

Entah berapa lama waktu yang berlalu, tapi rasanya begitu lama bagiku…

Tiba-tiba sebuah tangan memegang pergelangan kakiku.

Dalam satu sentakan, tangan itu menarikku turun dari tempat tidurku.

Dan aku duduk bertatap-tatapan dengan wanita itu..

Wajah ‘wanita’ itu masih seperti wajah manusia biasa, namun tetap saja wajah itu kelewat pucat dan kerutan-kerutan seperti kerak bercampur sisik nampak di seluruh permukaan wajahnya.

‘Dia’ mendekatkan wajahnya pada wajahku, “Kiiiiissshhh…” begitu bunyi yang dikeluarkan dari bibirnya yang menyeringai dengan lebar.

“Apa aku cantik?” desisnya.

Aku sangat kaget mendengar pertanyaan itu, sungguh pertanyaan yang tak diduga-duga.

Aku tidak menjawabnya…

Kemudian ‘dia’ semakin mendekatkan wajahnya sambil memiringkan kepalanya, kini seringainya hilang dan berganti dengan tatapan marah “Apa aku cantik?”

Aku masih tidak menjawabnya…

Tepatnya, aku tidak bisa mengeluarkan suara apapun saat itu.

‘Dia’ mencengkram kuat kedua bahuku dengan tangannya, kuku-kukunya yang seperti cakar menembus sedikit kulitku, membuatku meringis kesakitan.

Dan ‘dia’ kembali mendekatkan wajahnya, kini hanya berjarak beberapa senti dari wajahku. Dengan tatapan yang sangat marah dia kembali bertanya “APA AKU CANTIK?” teriaknya.

Aku merasakan kuku-kukunya menancap semakin dalam pada bahuku.. sekuat tenaga aku mencoba untuk mengangguk-nganggukkan kepalaku.

Setelah itu cengkramannya melunak.. dan dia mundur perlahan sambil kembali menyeringai.

“Aku cantik ya?” seringainya.

Kemudian dengan kedua tangannya dia mencakar sedikit wajahnya sehingga kulit-kulitnya yang retak terkelupas.

Perlahan-lahan dia mencakari seluruh wajahnya sampai seluruh kulit yang menutupi wajahnya rontok.

Kini kulit wajahnya sudah seluruhnya rontok, di bawahnya muncul wajah dengan kulit yang hanya bisa kudeskripsikan dengan kulit yang sudah membusuk. Bentolan-bentolan berwarna kuning yang mengeluarkan nanah, dan kulit yang sudah menghijau karena busuk.

“Kalau begini? Apa masih cantik?” tanyanya lagi.

Aku memalingkan muka darinya, wajah itu benar-benar menjijikkan.

“KEKEKEKEKEKEKEKEKKKKK….” ‘dia’ tertawa. Kemudian dengan gerakan cepat, dia merangkak dengan tangan dan kakinya dan melompat keluar jendela, sambil terus tertawa khasnya..


17 Maret 2011 (Malam)

Aku sempat mengira kalau ‘dia’ sudah pergi mencari korban lain setelah mengangguku subuh tadi.

Tapi aku salah…

‘Dia’ kembali lagi setelah jam 6 tadi..

Aku baru saja mandi ketika dia menampakkan dirinya di depan kamar mandiku.

Hampir saja nyawaku melayang karena terjatuh. Selisih beberapa senti saja, kepalaku akan terantuk sisi bak mandi yang tajam.

Kali ini dia tidak repot-repot menyembunyikan wajahnya, dia tampil dengan wajahnya yang sudah membusuk.

Tapi ‘dia’ hanya menyeringai dan mengikutiku.

‘Wanita’ itu sama sekali tidak mengatakan apapun.

Tepat jam 8, tiba-tiba ‘wanita’ itu berteriak histeris, tapi entah mengapa aku merasakan sesuatu ketika mendengarnya, sedih? Seperti saat putus asa atau semacamnya… entahlah.

Kemudian sekali lagi dia merangkak dengan cepat dan menembus pintu depan kostku..

Aku tidak tau apakah dia akan datang lagi nanti subuh…


18 Maret 2011

‘Dia’ sudah menungguku lagi hari ini..

Tapi kembali hanya diam saja melihatku dari ruang tengah seperti kemarin..

Aku tidak terlalu mengindahkannya, semoga dia tidak aneh-aneh lagi hari ini.

Aku segera mengganti bajuku dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci mukaku.

Dan dia berdiri tepat di belakangku.

Aku segera membalikkan badanku hingga bertatap-tatapan dengannya.

Benjolan penuh nanah yang berada di wajah ‘wanita’ itu tampak berkedut-kedut.

Namun dia tidak mendekatiku atau apapun, namun ‘dia’ hanya melihatku dengan seringai.

Aku menyerah untuk mandi hari ini, biar besok pagi saja.. ketika dia tidak ada di sini.

Dan seperti biasa, dia menghilang setelah jam 8, namun hari ini dia tidak berteriak, namun dia tertawa dengan tawanya yang khas “KEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKK”

Matanya menunjukkan keliaran dan entahlah.. kesenangan? Aku tidak mengerti…


19 Maret 2011 (Pagi)

‘Dia’ muncul dalam mimpiku semalam…

Dan jujur saja, apa yang dia perlihatkan padaku dalam mimpi membuatku tidak bersemangat untuk melakukan apa-apa pagi ini…

Badanku sangat lemas rasanya..

Dalam mimpiku ‘dia’ datang dengan penampilannya semasa hidup.

Wanita itu sangat cantik, ‘dia’ bercerita padaku kalau semasa hidupnya sebenarnya ‘dia’ adalah wanita yang pendiam.

Pada hari kematiannya, itu adalah pertama kalinya dia menyerah atas ajakan temannya untuk mencoba pergi ke klub.

Dengan dress putih pinjaman temannya, dia mengikuti temannya untuk pergi ke klub untuk pertama dan terakhir kalinya.

‘Dia’ memperlihatkan padaku ingatannya.

‘Dia’ memperlihatkan padaku bagaimana ketika ‘dia’ menolak godaan seorang lelaki di klub itu, yang pada akhirnya mengakibatkan lelaki itu mencegatnya beramai-ramai dengan teman-temannya.

Kemudian ‘dia’ juga memperlihatkan bagaimana dia diperkosa beramai-ramai oleh lelaki-lelaki bejat itu, bagaimana ‘dia’ dipukuli berulang-ulang oleh para lelaki itu sembari diperkosa dan bagaimana sampai ‘dia’ menghembuskan nafas terakhirnya di aspal di tengah malam, dengan badan penuh luka dan baju compang camping.

Dan begitu tersadar, ‘dia’ berada di tengah-tengah jalan sendirian.

Bagaimana seorang sosok 3 orang lelaki, lelaki berbaju putih, lelaki berbaju hitam dan lelaki berbaju merah datang.

Aku tidak mengerti Bahasa yang dipergunakan ketiga lelaki itu dan si ‘wanita’ untuk berkomunikasi. Terasa asing bagiku.

Kemudian aku melihat ‘wanita’ itu lari dari ketiga lelaki itu.

Semakin ‘dia’ lari menjauh dari para lelaki itu, sosoknya yang semula masih sama seperti sosoknya semasa hidup, cantik dan mengenakan baju dress putih perlahan-lahan menjadi sosok yang hampir sama seperti saat dia meninggal…

Baju-bajunya perlahan mulai compang-camping, luka-luka mulai keluar dari seluruh tubuhnya, luka memar dan luka goresan memenuhi seluruh tubuhnya, darah mengalir deras di kedua kakinya.

Sampai akhirnya sesosok bayangan hitam berwujud seperti asap yang sangat pekat muncul tiba-tiba dan menyergap ‘wanita’ itu…

Kemudian bayangan itu hilang, dan ‘wanita’ itu kemudian muncul di hadapanku. Sosoknya adalah sosok yang sama seperti yang kulihat terakhir dalam bayangan itu, dengan baju compang-camping dan bersimbah darah. Perbedaannya adalah kulitnya…

Kulit ‘wanita’ dalam bayangan itu penuh dengan noda dan luka, itu saja.. namun yang berdiri di depanku adalah sosoknya dengan kulit yang sudah membusuk dan dipenuhi oleh bentolan-bentolan aneh yang penuh dengan nanah.

“Kamu sudah lihat?” tanyanya

Aku mengangguk perlahan sambil menatapnya.

‘Dia’ menyeringai “Gak usah kasihan” ejeknya dengan seringai jahat.

“Itu udah lama banget… dan aku sudah membalas dendam ke semuanya” desisnya lagi sebelum dia tertawa keras dengan tawa khasnya “KEKEKEKEKEKEKEKEKEKKK”

Kemudian dengan gerakan kilat, dia berpindah hingga jarakku dengannya hanya tinggal kurang lebih setengah meter.

“Kamu tau? Apa yang udah aku lakukan ke semua lelaki-lelaki b*ngsat itu?” bisiknya dengan roman muka yang sangat jahat.

Aku menatapnya dengan diam.

“Sama seperti yang aku udah lakukan ke Brian-mu tercinta” desisnya sebelum kembali tertawa “KEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKK… SEMUA MATIII!!! COWOK BR*NGSEK YANG HANYA MIKIR NG*N*T SEMUANYA MATIIIII!!!!”

Aku menemukan keberanianku untuk membalas perkataannya “Kamu jahat sekali! Brian tidak bersalah apa-apa”

‘Wanita’ itu berhenti tertawa, kemudian mukanya yang menjijikkan perlahan-lahan mulai ditumbuhi oleh kulit-kulit bersisik kembali.

‘Dia’ mendekatiku sambil tersenyum, kali ini bukan senyum seringai, tapi lebih… lembut? Mungkin…

“Cewek bego… kamu harusnya terimakasih padaku” bisiknya dengan senyumnya yang lembut itu. “Brian-mu itu, Cuma mau ng*nt*tin kamu doang” lanjutnya. Senyum jahat kembali pada wajahnya.

“Bohong!!” kataku.

“Cewek bego.. biar aku kasihtau kamu… aku ini bisa menampakkan diri dan mengganggu siapapun yang aku mau” katanya “tapi biar aku kasihtau kamu yang menarik, aku Cuma bisa mencelakakan orang-orang yang “sama” seperti orang-orang yang sudah mencekalakan aku”

Aku terpana mencerna ucapannya.

“Jadi, cewek bego… Brian-mu tercinta itu cuma tertarik sama badan kamu doang, kamu pikir dia bakalan mau sama cewek gila yang ngaku-ngaku bisa lihat setan?”

Aku masih tidak mampu menjawab apapun..

Seringai jahat itu semakin lebar “Sayangnya dia belum sempet berbuat seperti lelaki-lelaki br*ngsek itu, jadi aku tidak bisa mengambil nyawanya sekalian” katanya dengan senyuman lebar.

“Kamu ini apa sebenarnya? Apa maumu mengganggu aku?” tanyaku

“Ehh? Aku ini sudah menolong kamu loh.. dan aku ini… entahlah, kurasa aku bukan arwah penasaran, AKU JAUH LEBIH KUAT DARIPADA ITU!!! KEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEKEK” tawanyanya lagi.

“Pergi!!” teriakku “Tolong jangan ganggu aku”

‘Wanita’ itu hanya terus tertawa dan aku terbangun dengan penuh keringat dingin.


=== Cerita Selanjutnya ===