Aku Seorang Pengusir Hantu - Gunung #1 - Cerita Seram Kaskus

Aku Seorang Pengusir Hantu - Gunung #1

Semenjak kejadian terakhir di telkom gua belum ada panggilan lagi, dan gua membagi hasil kerja kami, gua masih saja hobi membaca buku witch and vodoo yang gua dan Praja beli, dan gua masih menyimpan tongkat mainan itu.
Hari-hari berjalan seperti biasa, dan pembukaan ekstrakulikuler / organisasi sudah di buka, gua dan Praja memutuskan bergabung di Pecinta Alam Pendaki Gunung , gua segera menuju ke stan pendaftaran, gua lihat sepertinya peminatnya banyak , gua banyak kenal kawan baru disini, dan saat ini gua disini terkenal sebagai pengusir hantu, lalu ada kakak kelas yang menegur gua.

"Bena ya, mau gabung ke PA?" Tanyanya
"Masih mikir saya mba, tapi kayanya sih iya" Ucap gua
"Mau ngusir hantu di gunung ya?" Tanyanya
"Haha gak mungkin lah mba, itu kan tempat mereka" Ucap gua ngasal

Pemandu gua yang menyarankan untuk bergabung di PA karena banyak pengalaman yang akan gua dapatkan kalau gua bergabung disini, lalu gua pergi ke kamar mandi untuk mengobrol dengan pemandu gua sejenak.

"Tan, serius gabung ke PA?" Tanya gua
"Serius, kalo lo bisa ngajarin gua maen komputer dan main game, nanti gua bantuin digunung, janji" Ucapnya
"Eleh janji setan mana ada yang bisa dipercaya" Ejek gua
"Terserah, biar aja lo didatengin setan gunung" Tannia mencibir gua
"Oke gua ajarin main game, tapi kalo sampe lo bohong gua tidurin lo untuk selamanya ya?" Ucap gua
"Oke siapa takut" Tantangnya

Gua keluar dari kamar mandi dan banyak orang yang tiba-tiba menguping gua.

"Siapa kalian?" Gua bertanya ke mereka

Ada sekitar 3 orang disini, dan mereka sama sekali tidak gua kenal, tapi gua tau kalau mereka juga anak baru disini.

"Eh, gua nungguin lo, gua mau kencing" Ucapnya

Gua berjalan pergi dari kamar mandi dan gua melihat Etet sedang berdiri dekat kamar mandi, tiba-tiba Tannia menyentuh mata gua, entah kenapa dia melakukan ini, dan gua dapat melihat dengan jelas bahwa etet juga punya seorang pemandu, tapi pemandu ini pria dan jauh lebih dewasa di banding Tannia.

"Itu pegangan lo?" Tanya etet tiba-tiba

Gua berpura-pura tidak tahu, karena gua saat ini gak mau mencari masalah.

"Anak kecil itu pemandu lo?" Tanyanya lagi
"Jangan pernah sentuh dia ! paham !?" Bentak gua
"Terus lo mau apa? ribut?" Tanyanya
"Gak ada gunanya ribut, gua gak mau cari masalah disekolah" Ungkap gua
"Lo takut? gini aja kita buktiin saat diksar nanti di gunung, gua masih nyimpen dendem sama lo karena ganggu pekerjaan bapak guua" Ucapnya
"Gua gak kenal siapa bapak lo , jadi gua gak ada urusan sama lo !" Gua agak meninggikan suara

Bruak, sebuah pukulan melesat tepat di wajah gua, gua membalas pukulannya, dan kami berantem disitu, badannya tidak lebih besar dari gua tapi tenaganya kuat, hingga sebuah pukulannya tepat di dada gua hingga gua terpental, walaupun tidak jauh tapi ini lumayan sakit. Gua bangun tapi Tannia menahan gua.

"Kenapa?" Tanya gua

Tannia hanya menggelengkan kepalanya, yang menandakan jangan.

"Pegangan lo gak bisa apa-apa ya?" Tanya etet
"Eh badjingan, jaga mulut lo !" Bentak gua

gua gak terima Tannia di hina, dia benar-benar melukai perasaan gua saat dia menghina Tannia.

"Lemah" Ejeknya

Lalu dia meninggalkan gua begitu saja, pemandu apa yang ada di belakangnya, pria dewasa , badannya cukup besar dan sepertinya lebih dewasa di banding Tannia.

"Huh, apa-apaan gua kalah sama cebol kaya dia" Ucap gua kesal

Gua berjalan menuju kelas, dan dia menatap gua dengan tatapan tajam, gua masih dapat melihat jelas pemandu yang ada di belakangnya, tapi untun sekarang gua harus bersikap acuh tak acuh dengan dia.

"Gua denger lo tadi berantem ya sama etet?" Tiba-tiba muhen menghampiri gua
"Entah lah, tiba-tiba dia nyerang gua" Ucap gua kesal
"Katanya dia anak dukun waktu itu tau" Ucap Al yang juga datang
"Gua gak perduli untuk sekarang" Ucap gua

Tidak berselang lama guru datang dan memulai pelajaran, rasa sakit di dada gua masih terasa, padahal dia hanya memukul gua lemah tapi itu lumayan sakit, dan badannya sangat kecil, apa dia di bantu oleh pemandu di belakangnya?
Tannia memanggil gua dan membisikan sesuatu yang membuat gua sedikit shock.

"Dia jin yang kuat, mungkin sudah hidup puluhan ribu tahun" Ucap Tannia

Gua cuma bisa diam, karena saat ini gua gak bisa berbicara dengan Tannia, bisa di anggap gila gua di kelas ini.

"Gua gak tau dia sudah perjanjian darah atau belum, tapi tadi ketika gua melihat pukulannya ke lo kayanya dia sudah melakukan perjanjian darah dengan jin itu" Ucap Tannia lagi
"Maksud lo sesat?" Tanya gua ke Tannia

Tiba-tiba Praja melihat gua, anjir gua keceplosan.

"Lo ngomong sama siapa ben?" Tanya Praja
"Gua lagi ngobrol sama Salazar" Ucap gua ngasal
"Lo serius, dia disini sekarang?" Suara Praja sangat kuat

Gua lihat guru yang mengajar menatap ke kami karena suara Praja yang kuat.

"Pelan-pelan anjir, bego bener sih lu" Ucap gua pelan
"Sorry-sorry, gua boleh ketemu Salazar?" Tanyanya
"Nanti aja, lo pulang sekolah ke rumah gua" Ucap gua
"Oke oke" Ucap Praja

Lalu Tannia melanjutkan pembicaraanya.

"Iya kalau kata kalian manusia, jika kalian melakukan perjanjian dengan jin untuk mendapatkan kekuatan atau semacamnya itu biasa di lakukan dengan perjanjian darah, dan itu adalah aliran sesat" Tannia menjelaskan
"Lalu, apa efek yang akan di terimanya?" Gua bertanya ke Tannia lagi

Praja masih bingung, tapi sepertinya dia lama kelamaan mulai terbiasa dengan obrolan gua dan Tannia walaupun dia gak bisa mendengar Tannia ataupun melihatnya.

"Gua gak tau, tapi kalau nyawa itu gak mungkin karena hanya Allah yang bisa mencabut nyawa, tapi kalau gua rasa dia sering ngasih sesajen ke jin itu" Jelas Tannia

Gua hanya menangguk dan melanjutkan memperhatikan pelajaran, ternyata etet itu bukan orang biasa, pantas saja waktu itu dia nanya ke gua dengan sangat detail, ternyata perselisihan gua dengan dukun gila itu belum selesai, ini hal yang ngebuat gua takut untuk sekarang.


=== Cerita Selanjutnya ===