Aku Seorang Pengusir Hantu - Gunung #3 - Cerita Seram Kaskus

Aku Seorang Pengusir Hantu - Gunung #3

Sepertinya Praja tidak dapat memenuhi keinginanya melihat Salazar karena untuk beberapa hari ini gua tidak tahu Tannia ada dimana.
Gua berangkat ke sekolah, dan gua juga tidak dapat melihat pemandu dari eter karena Tannia tidak berada disisi gua.
Etet lalu menghampiri gua, tapi gua bersikap tak acuh dengannya.

"Lo tau tentang Ra, dewa matahari yang di percaya di mesir Ben?" Tanyanya

Gua masih gak perduli dengan apa yang dia ucapkan.

"Sepertinya Ra akan mengamuk nanti ketika kita di gunung, karena sebentar lagi kita akan naik karena kita berada di organisasi yang sama" Ucapnya

Gua lupa memberitahu kalian bahwa gua sudah mendaftar di PA begitupun dengan Etet.

"Jadi menurut lo pegangan konyol lo itu pergi gitu aja karena takut akan kemarahan dewa Ra? Bukan begitu?" Ucapannya yang membuat gua kesal
"Jaga mulut lo !" Bentak gua
"Wow, lo kehilangan l*nte untuk nemenin malam lo ya?" Ejeknya

Dengan cepat gua langsung meninju wajahnya, tepat di dagunya dia terjatuh , sepertinya dia tidak sempat untuk menghindar karena dia tidak menduga gua akan menyerangnya.

"Sakit juga, hahahaha lo marah karena l*nte lo ninggalin manusia menjijikan kaya lo ya?" dia memancing amarah gua

Gua mencoba pergi tapi dia tetap mengikuti gua dan terus memprovokasi gua.

"Gua pinjem sih l*nte lo sebentar untuk ngawanin gua malem ini" Ucapnya

Gua masih mencoba sabar ketika dia terus mengejek gua.

"Gua ingetin satu hal sama lo, kalo lo gak di kawanin l*nte lo, gua terlalu mudah untuk ngancurin lo nanti di gunung" Ucapnya

Gua menoleh ke arahnya dan lagi-lagi gua melayangkan pukulan gua, tapi kali ini di tahan olehnya.

"Mau nyerang gua lagi? mati gih" Ucapnya

Dia mendorong gua dengan pelan tapi hentakanya sangat kuat, gua terjatuh untuk kedua kalinya di tangan dia.

"Segitu aja lo udah jatoh? lo sebut lo laki?" Ucapnya

Gua bangun dan menyerangnya lagi tapi lagi-lagi dia menahan pukulan gua.

"Percuma ben lo mau usaha keras gimana juga, karena RA tetap di belakang gua" Ucapnya

Dia menghentakan tangannya lagi dan kali ini sakit terasa di dada gua, padahal dia menghentakkan tangannya di tangan gua, tapi kenapa dada gua yang sakit, walaupun kali ini gua gak jatuh tapi ini sangat menyakitkan.

"Sampai jumpa di gunung dan bertemu dewa matahari sesungguhnya" Ucap dia
"Lo tau gak tet?" Tanya gua
"Sampah macem lo gak pantes nanya ke gua !" Bentaknya

Dia menendang wajah gua hingga terpental, cih seandainya ini bukan di belakang sekolah pasti udah banyak yang misahin, bisa mati gua terus-terusan disini, hidung gua mimisan lagi, kenapa sih gua harus selemah ini.

"Dewa matahari gak akan muncul malam hari" ucap gua

Dia menatap gua dengan tatapan yang sangat mengerikan, lalu dia melesatkan pukulannya ke arah wajah gua, gua mencoba menahan pukulannya, tapi sepertinya dia berhenti untuk memukul gua.

"Kenapa berenti tet ?" Tanya gua

Gua memang sedikit gemetaran, tapi gua gak paham kenapa dia berenti mukul gua.

"Belum saatnya" Ucap Etet

Lalu dia pergi meninggalkan gua, badan gua lemas karena tendangannya tadi, ah dada gua sakit. Siapa badjingan ini sebenarnya, gua gak pernah ngerasa setakut ini sama orang, dan dia belum apa-apa udah ngebuat gua takut, mimisan di hidung gua juga gak mau berenti padahal udah gua tutupin pake dasi, ah sial gua mau hidup normal !
Gua berjalan kekelas sambil menahan hidung gua yang berdarah dengan dasi, mimisan ini gak berenti-berenti, Nabillah menengok ke gua dan menghampiri gua.

"Lo kenapa ben?" tanyanya
"Gak apa-apa kok, tadi kepleset terus mimisan deh" gua berbohong
"Hmm, ini tisu" Dia mengeluarkan tisu dari kantung bajunya

Nabillah mengarahkan tisu itu ke arah wajah gua, dan menahan keluarnya darah dari hidung gua, dada gua terasa sangat sakit, gua merebahkan diri di kursi dengan posisi menyender lalu memejamkan mata gua, Nabillah terus menahan darah yang keluar dari hidung gua.
Gua memejamkan mata gua , tapi ketika gua membuka mata aura di kelas ini berubah dan gua gak melihat seorangpun disini, gua banyak melihat roh gentayangan disini, mereka mencoba mendekat ke gua, gua ketakutan setengah mati, ini persis yang terjadi di kamar gua. Ketika mereka mendekat tiba-tiba Tannia entah dari mana datang dan mengusir mereka semua.

"Maaf gua ngilang" Ucapnya
"Ada yah setan bisa minta maaf" Ucap gua ke dirinya

Dia menoleh ke gua, dari matanya keluar air mata, tapi bukan air yang keluar melainkan darah, apakah dia menangis?

"Lo nangis Tan?" tanya gua
"Gua gak akan ninggalin lo lagi" Ucapnya
"Ah lebay lo" Ejek gua
"Lebay itu apa?" Tanyanya

Oh iya gua lupa mengajarkan beberapa kata kata gaul ke dia.

"Lebay itu berlebihan, apus air mata lo , nyeremin" Ucap gua
"Ini bukan air mata , ini hukuman" Jelasnya
"Hukuman dari siapa?" tanya gua
"Lo gak perlu tau, suruh nabillah itu ngejauh dia dari tadi megangin idung lo" Ucapnya
"Lah kenapa memangnya, lo cemburu?" Goda gua
"Siapa yang cemburu, gak nyaman aja gua ngeliat dia kaya gitu" Ucap Tannia

Gua menyentuh diri gua dan gua bangun dari tidur gua, lagian kenapa gua dari tadi gak langsung masuk ya pas roh roh itu mendekat, ah gua memang goblog.

"Tidur aja lagi" Nabillah tersenyum
"Udah gak apa-apa darahnya juga gak ngalir lagi" Ucap gua

Nabillah melepas tisu yang penuh darah itu dari hidung gua, lalu Tannia menampakkan dirinya ke gua, kemana dia beberapa hari ini, dan hukuman apa yang dia terima sampai matanya mengeluarkan darah?
Gua melihat Etet masuk ke kelelas, dan gua kali ini dapat melihat pemandu etet, apa pemandu itu RA dewa matahari dari mesir?
Gua perhatikan jin itu memang terlihat kuat, tapi gak masuk akal seekor monyet kecil seperti etet bisa merintah dewa matahari dari mesir, goblog.
Gua saat ini ingin banyak bertanya ke Tannia, tapi ada Nabillah disini jadi gua gak bisa berbicara apapun ke Tannia.

"Makasih ya" ucap gua ke Nabillah
"Sama-sama" Dia tersenyum
"Gimana setan yang ganggu lo? masih?" Tanya gua
"Masih sih, gua masih ngerasa dia ada di sekeliling gua, gua udah biasa kok" Ucapnya
"Gua bakal bantu lo, tapi gak sekarang, gua janji" Gua tersenyum

Nabillah menatap gua dan memegang pipi gua lalu dia berjalan ke kursinya, gua merebahkan kepala gua ke meja dan mencoba berbicara dengan Tannia.

"Tan" Panggil gua
"Apa?"

Gua masih melihat darah terus keluar dari matanya

"Bener tah jin nya etet itu RA dewa mesir?" Tanya gua

Tannia sedikit terkejut, lalu dia tertawa, bener dugaan gua kalo Tannia adalah jin yang gila.

"Gua gak tau" Tannia mengucapkan dengan ekspresi datar
"Apaan sih lu Tan, gak jelas" Gua kesal
"Kalo memang dia RA, ngapain dia ke Indonesia , terus kalau memang dia RA kita gak bisa ngelawan dia" Ucap Tannia
"Alah gak mungkin lah, si monyet kecil itu bisa dijagain RA" ucap gua
"Iya sih, artinya dia bohong, tapi bukan semudah itu walaupun dia bukan RA dia jin yang kuat" Jelas Tannia

Gua berfikir keras untuk terus mencerna hal ini, gua menengok ke arah etet si monyet kecil, dia seperti biasa duduk tenang tanpa memperhatikan sekitarnya.

"Tan" Panggil gua lagi
"Apa?"
"Sampai kapan air mata itu terus netes" Tanya gua
"Bentar lagi juga hilang" Jelasnya

Gua rasanya ingin menyentuhnya tapi itu mustahil ketika dia dalam bentuk Jin, oh iya satu pertanyaan lagi yang harus gua ajukan ke dia.

"Tan, siapa yang ngirim jin kemarin untuk ngebunuh gua?" Tanya gua

Tannia diam, dia tidak menjawab pertanyaan gua, biasanya dia selalu menjawab pertanyaan gua tapi kali ini dia hanya diam.

"Tan?" Tanya gua lagi
"Gua harus ngelanggar perintah untuk kedua kalinya jika gua menjawab pertanyaan lo yang ini ben" Jelasnya
"Kalau memang itu berat gak usah di jawab Tan" Ucap gua
"Yang mengirim jin kemarin adalah Tuanku" Ucapnya
"Siapa tuanmu?" Tanya gua
"Sang Iblis" Jelasnya
"Kenapa dia mau ngebunuh gua?" Tanya gua
"Karena gua melanggar kodrat" Ucap Tannia
"Kodrat apa?" Gua masih penasaran
"Gua mencintai manusia" Ungkapnya
"Hahaha, siapa sih yang lo cintai?" Gua bertanya karena penasaran
"Lo ben" Jelasnya

Deg. Gua gak salah denger kan apa yang dia ucapin barusan?
Gua gak bisa ngomong apa-apa sekarang, gua memalingkan wajah gua agar gua gak bisa melihat Tannia, ini udah ketetlaluan Tan, gua pernah denger sih dari cerita kalau setan bisa bersama manusia dan saling mencintai, tapi jujur Tan gua mau hidup normal, gua manusia dan lo Jin kita beda alam, gua gak bisa mencintai lo, gua memang sayang sama lo tapi gua gak bisa untuk mencintai lo.
Saat gua melihat ke Tannia, bahkan bukan hanya dari matanya yang mengeluarkan darah, dari hidung dan telinganya pun mulai mengeluarkan darah.
Apa ini hukuman yang dia terima kalau dia melanggar perintah iblis? siapa iblis itu?

"Tan, siapa iblis itu?" Tanya gua
"Dia adalah salah satu jin terkuat yang ada diwilayah ini" Jelas Tannia
"Ada berapa iblis di dunia?" Tanya gua lagi
"Ada banyak, karena para iblis membangun kerajaan disuatu wilayah, dan salah satunya ada kerajaan disekitar sini, dan karena gua masuk ke daerah iblis itu jadi gua harus mengikuti pertarurannya" Jelasnya

Gua melihat Tannia menjerit, dia seperti menahan sakit yang teramat sangat , gua gak bisa membayangkan apa yang dia rasakan sekarang , maaf Tan gua gak bisa apa-apa, bahkan saat gua melihat dia menahan sakit itu air mara gua jatuh, gua gak bisa ngeliat dia terus di sakitin, gua gak bisa.

"Ben dari tadi lo ngomong sama siapa sih?" Nabillah tiba-tiba datang menghampiri gua

Gua shocked karena Nabillah dari tadi mendengar pembicaraan gua.
Lalu Praja datang, memang bocah ini persis seperti jin yang tiba-tiba ada dan tiba-tiba hilang.

"Dia lagi ngomong sama salazar" Ucap Praja
"Siapa Salazar?" Tanya nabillah
"Gak tau tuh, gua mau ngeliat aja dia gak pernah mau ngasih" Ucap Praja

Gua tidak sengaja melihat etet dari tadi memperhatikan gua, lalu dia menyuruh jin nya untuk menghampiri gua.

"Saya mendapat perintah dari tuan, dia hanya ingin mengucapkan sesuatu, dia bilang bahwa jin lemah mu akan mati bersamaan dengan mu digunung nanti" Ucap jin yang gua ketahui bernama RA

Lalu jin itu pergi dan kembali ke etet, gua lihat etet tersenyum saat melihat gua, tunggu tet bakal gua apus senyum itu dari bibir lo untuk selamanya, tunggu !


=== Cerita Selanjutnya ===