Aku Seorang Pengusir Hantu - Permulaan #6 - Cerita Seram Kaskus

Aku Seorang Pengusir Hantu - Permulaan #6

Setelah ibu gua mengurus surat-surat dan pembayaran gua pulang kerumah, sesampainya dirumah gua bengong dan tidak melakukan apapun, wajah gua masih sedikit bengkak tapi gua udah bisa berbicara, apa pemandu itu dikirim oleh dukun itu untuk nyantet gua, terus kenapa setan yang ada di Nabillah muncul juga. Sumpah ini menyeramkan, benar-benar menyeramkan.
Keesokan harinya gua pergi kesekolah, dan gua sms Praja suruh bawa buku yang kami beli di Gramedia.
Baru saja gua sampai sekolah ada 2 orang yang gua kenal menghampiri gua.

"Halo mas, saya dari Surat Kabar Misteri Lampung, nama saya Welly, dan ini rekan saya namanya Anggi" Ucap pria yang datang menghampiri gua
"Iya ada perlu apa mas?" Tanya gua
"Kami mau menanyakan beberapa hal masalah pengusiran hantu yang mas lakukan beberapa hari lalu, kami mau wawancarai mas dan menulis cerita mas di surat kabar kami" Ucapnya

Tidak lama Al dan Aping menghampiri gua

"Cie udah masuk sekolah, apa ini Ben?" Tanya Al
"Surar kabar misteri mau wawancarai gua" Ucap gua
"Masnya bayar gak wawancarai bena?" Tanya al ke pria itu
"Hahaha gak mas, tapi kami bakal nyantumin nomor mas Benandino di bawahnya, jadi biar bisa dihubungi oleh orang-orang yang mau ngusir hantu" Jelas pria yang bernama Welly itu
"Oke jadi kapan mas?" Tanya gua
"Sekarang bisa, mas Benanya mau masuk kelas kan?" Tanyanya
"Iya"

Lalu semua kejadian itu gua ceritakan, dan gua beri nomor telpon gua ke pria itu, dan mereka pergi.
Setelah gua masuk kelas bangku gua sudah tidak bau bunga aneh lagi, pelajaran berjalan seperti biasa, sampai saat istirahat ada seorang kakak kelas wanita menghampiri gua.

"Bena, gua Okta mau minta tolong" Ucapnya
"Minta tolong apa?" Tanya gua
"Tolong usirin hantu dirumah gua, gua takut" Ucapnya
"Hmm gimana ya" Gua berpikir
"Saya bayar, Lo minta berapa?" Ucap si okta

tiba-tiba Praja, Al, Aping dan Muhen datang, dan Praja asal ngomong.

"400 ribu, uang di muka hari ini, dan jadwalkan saja kapan mau pengusiran hantunya, alat dari kami, Mba okta siapin lilin aja, gimana?" Ucap Praja

gila gua pikir ini Praja, 400 ribu itu uang gede.

"Oke" Okta setuju

Dia mengeluarkan dompet dia, dan mengeluatkan uang 500 ribu, dia memberikan uang itu ke Praja.

"Kan gua bilang 400? kok ini 500?" Tanya Praja
"Kalo kalian bisa ngusir beneran, gua tambah" Ucap okta itu
"Oke deal" Ceplos Praja
"Jadi nanti malam kalian ke rumah gua, ini alamatnya" Okta memberikan sebuah kartu nama
"Di pahoman?" Tanya Praja
"Iya"

Praja memberikan semua uang itu ke gua, gua bengong karena megang uang 500 ribu depan mata gua hanya dengan pengusiran setan yang aslinya boongan.

"Gua serahin ke lo Ben" Ucap Praja
"Nanti pulang sekolah lo semua kerumah gua" Ucap gua

Setelah pulang sekolah mereka datang kerumah gua, dan gua berfikir salah satu kebohongan yang bakalnya masuk akal, lalu gua telpon okta dan mencari tahu informasi tentang dia dan keluarganya, gua menyuruh praja dan kawan kawan lainnya menyiapkan alatnya (jangan ditiru dirumah, karena ini menipu orang).

"Okta?" Panggil gua di telpon
"Siapa?"
"Benandino"
"Iya ben gimana nanti malam?"
"Lo tinggal sama siapa dirumah?" Tanya gua
"Sama tante gua" Ucapnya
"Orang tua lo mana?" Tanya gua
"Kecelakaan, ninggal 2 tahun yang lalu"
"Keduanya? Oke nanti gua kesana" Ucap gua
"Iya keduanya ben" Pungkasnya

Rencana sempurna, informasi dapet, alat palsu dapet dan gua mulai menyukai ini.

Malam tiba gua dan kawan-kawan gua bergegas menyandangi rumah Okta, wow besar, kami memanggilnya dan okta menghampiri kami sambil membawa lilin.

"Jadi dimana?" Kata okta
"Ruang tamu" Ucap gua

Kami semua masuk dan gua geser kursi kursi yang ada di ruang tamunya, karena kami semua akan melakukan ritualnya, Praja dan kawan-kawan gua masih berfikir ini asli, gua hampiri Praja.

"Kok lo nyuruh dia siapin lilin, lo tau dari mana?" Tanya gua ke Praja
"Pasti matiin lampu, jadi gua suruh dia siapin lilin" Ucap Praja

hahha, jenius.
Gua menyuruh praja dan kawan-kawan gua membuat lilin memutar, lalu gua ambil lidi untuk doa dalam agama konghucu yang telah di bawa oleh Aping, lalu gua menyuruh okta mengambil Baskom penuh berisi air, Al sudah membawa beberapa bunga dan memberikannya ke gua, dan Muhen sudah menggunakan kacamata.
Oke Ritual Mulai.

"Tante lo mana?" Tanya gua ke okta
"Dia takut , jadi dia ada di kamarnya" Ucap Okta
"Kalian cuma tinggal berdua?" Tanya gua lagi
"Iya"

Gua mulai memasuki area lingkaran lilin, mereka tidak ada yang boleh masuk ke area ini, karena gua menganggap area ini adalah area gua diskusi dengan Hantu.

"Tubledobledobledo" Gua baca mantra ngasal (sampe detik ini gua masih pake mantra ini)
"Hei Jin, setan, iblis, hantu terkutuk yang menganggu rumah ini munculah !" Teriak gua

Gua berpura-pura seperti kerasukan tapi mencoba melawannya.

"Wah ternyata dua hantu, satu pria dan satu wanita !" Teriak gua

Gua mulai berputar untuk melihat ekspresi mereka, hahaha ini lucu mereka semua ketakutan.

"Kalian ingin menyerang gua ! kalian hanya setan terkutuk tidak akan bisa !" Teriak gua lagi

Lalu gua menyuruh Aping memberikan lidi itu ke gua, dan gua membakar lidi itu di lilin yang hidup, bau menyengat mulai muncul di ruangan ini.

"Kalian mendekat, gua bakar kalian !" Teriak gua

Gua menggoyangkan lidi lidi itu seperti bermain pedang dan mengarah ke tempat yang kosong. Ini menggelikan, gua tetap harus menyelesaikan ritual ini .
Setelah itu gua banting lidi itu ke keramik rumahnya dan mematikan apinya.

"Sial ! mereka melawan !" Ucap gua

Gua berputar lagi dan melihat ekspresi mereka, terlihat jelas wajah okta sangat ketakutan.

"Al ! ambil baskom itu !" Perintah gua

Lalu Al membawakan baskom itu ke gua dan gua taruh di tengah tempat ritual, gua menyuruh al juga untuk memberikan bunga yang telah di bawa tadi.

"Kalau kalian tidak takut dengan api, ini jurus terakhir !" Teriak gua

Gua memasukkan bunga bunga itu ke dalam air dan menyipratkan ke lantai sampai dua lilin mati, gua memang sengaja mengarahkan ke dua lilin.

"Hah selesai !" Ucap gua

Tapi ini belum selesai, gua melihat wajah mereka seperti mulai senang, rekayasa kebohongan ini tidak akan seru kalau setannya terlalu mudah untuk di kalahkan.

"Tidak !!!" Gua teriak dan jongkok

Diam-diam gua memasukkan tangan gua ke kantung saat gua jongkok dan gua mengeluarkan sebuah pasir dari kantung gua, Lalu gua berdiri.

"Tidak setan ini bisa mengeluarkan pasir, mata gua !!!" Ucap Gua

Mata gua adalah kode untuk atraksi selanjutnya yang dilakukan Muhen.
Muhen melepaskan kacamatanya dan dia mengamuk, mata nya berwarna merah karena gua dan muhen sebelumnya sempat membeli soflens warna merah dari uang yang di berikan okta, Muhen menggunakan kacamata agar matanya yang berwarna merah tidak ketahuan, Kebohongan ini sempurna.
Muhen mencoba menyerang semuanya, bahkan dia mencoba menyerang okta, kerja yang bagus muhen.

"Hei setan ! berani beraninya lo ngerasukin kawan gua !" Gua berbicara ke muhen

Muhen sok berbicara dengan suara yang di buat sok menyeramkan, dan dia mengobrol dengan gua.

"Aku ayahnya okta" Ucap muhen

Semua tercengang, bahkan okta pun tercengang mendengar pernyataan muhen.

"Ayah?" Panggil okta
"Anakku" Ucap Muhen

Gua mencoba menahan ketawa saat drama ini dimulai, gua yakin begitu juga dengan muhen.

"Ayah selalu melindungimu okta, ayah harus pergi" Ucap Muhen

Lalu muhen berlari kelilingi rumah okta, dan akhirnya muhen menemukan kamar mandinya, muhen masuk ke kamar mandi dan teriak-teriak di kamar mandi (padahal dia sedang melepas soflensnya), gua ikuti muhen sampai kamar mandi.

"Jangan ada yang masuk, gua aja" Ucap gua

Mereka semua mengangguk, gua masuk dan bertemu muhen , setelah muhen melepaskan soflensnya dia menyimpannya. Dan gua melakukan drama yang seakan-akan setan ini tidak akan kembali lagi.

"Ayahnya okta, ini adalah dunia, kembalilah ke alammu !" Teriak gua dari dalam kamar mandi

Lalu muhen menjerit, dan di sela ucapanya dia bilang.

"Terimakasih nak, jaga anakku" ucap muhen
"Iya" Ucap gua

Lalu tidak berselang lama kami keluar dari kamar mandi, dan gua hidupkan lampu rumah okta.

"Oke berhasil, sepertinya hantu yang datang itu ayah lo dan ibu lo" Ucap gua
"Lalu dimana mereka?" Tanya okta
"Ayah lo kembali, ibu lo mengikutinya" Jelas gua
"Mereka tidak tenang ya?" Tanya okta
"Coba aja lo ziarah ke makamnya, kunjungi sekali-sekali" Perintah gua
"Iya makasih ya"

Lalu okta naik ke atas dan mengambil sejumlah uang.

"Ini" Okta memberikan uang
"500 ribu? apa gak kebanyakan?" Tanya gua
"Gak kok" Ucapnya

Lalu gua mengeluarkan sebuah boneka beruang dan memberikannya ke Okta.

"Ini kalo ada hantu dirumah lo, boneka ini akan menangis, karena udah gua doakan, jadi kalo boneka ini nangis panggil gua lagi dan gua bakal ngusirnya secara gratis" Ucap gua
"Iya, makasih ya sekali lagi makasih" Ucap okta

lalu kami semua bergegas pulang setelah membereskan semuanya, gua bagi uang itu ke mereka masing-masing 100, dan Muhen gua beri 200 ribu karena dia melakulan akting yang keren.
Gua pulang berboncengan dengan muhen.

"Gua udah tau semuanya bohong" Ucap Muhen
"Bwahahah, tolol. Kan gua bilang semua bohong" Ucap gua
"Kok lo milih gua?" Tanya muhen
"Karena lo gak percaya hantu sama kaya gua, untuk saat ini nikmatin dulu uang itu" Ucap gua

Yah begitulah cara gua mengusir hantu, semua nya penuh kebohongan, hanya dengan mulut yang manis dan akting yang hebat semua sempurna, tapi masih ada yang mengganjal di otak gua.
Bagaimana cara mengusir hantu yang mengikuti Nabillah, gua harus banyak belajar, dan melakukanya dengan serius.


=== Cerita Selanjutnya ===