100 Tahun Setelah Aku Mati #58 - Mimpi-Mimpi Risa - Cerita Seram Kaskus

100 Tahun Setelah Aku Mati #58 - Mimpi-Mimpi Risa

Orang Aneh Itu


Boleh aku duduk disampingmu?
Jangan menolak, aku akan tetap melakukanya....
Lihatlah sekarang aku disampingmu...
Bolehkah aku berlama menatapmu?
Sudah kubilangjangan menolak, aku akan melakukanya..
Kamu lihat sekarang aku sedang menatapmu...
Heiii... jangan menunduk...
Heiii.. jangan melamun...
Kenapa kamu diam saja?
-Yogyakarta, 01 Agustus 2002
****
Semakin Aneh

Kamu pesulap?
Setangkai ranting matipun kamu jadikan kuntum mawar...
Atau kamu seorang pelukis?
Secarik kertas kosong ini kamu jadikan penuh corak....
-Yogyakarta, 05 januari 2004
***
Ternyata Aku

Ternyata aku rindu..
Ketika kamu tidak lagi terlihat...
Ternyata aku khawatir
Ketika kamu tidak lagi terdengar....
Ternyata aku takut...
Jika nanti aku tidak bisa melihat dan mendengarmu lagi..
Ternyata aku...
Ternyata aku sangat mencintaimu....
Yogyakarta, 25 Mei 2007

***
Malam itu setelah jalan2 ku dengan Risa di alun2 kidul,saya asik di kamar, menikmati suasana lama yang sudah lama tidak saya rasakan di kamar ini, saya duduk di meja belajar dan entah kenapa rasa kantuk saya hilang, dan malah berganti dengan rasa debar untuk esok pagi saat harus bertemu Om Hamzah, ayahanda Risa... risa sudah pulang beberapa jam lalu, sedangkan sekarang sudah pukul setengah 2 pagi, bukanya tidur saya malah asik membaca buku harian yang dulu pernah di berikan Risa, saya sudah khatam membaca lembar demi lembar buku harian tebal ini, tapi tidak ada bosanya, beberapa puisi dia tullis di beberapa lembar buku ini, tahun dan tanggal yang tertua dari puisi itu adalah tahun 2002, tahun dimana kami baru menginjak kelas 1 SMP..
Saya membuka halaman demi halaman,dan seolah saya merasakan setiap peristiwa yang tertulis di buku ini.....

Beberapa bagian yang saya anggap menarik saya tempeli dengan sebuah label,saya sering tertawa ketika membaca buku ini, ternyata tidak hanya secara lisan bahkan dalam sebuah tulisan risa tetap cerewet, ya dalam buku setebal kamus ini risa menulis detail2 dilengkapi foto yang dia cetak dan di tempelkan pada buku itu contohnya :
“waduh bahaya juga kalo mas rizal sampe nemu ini” tulisan tangan itu menunjukan foto berukuran kecil mungkin seperempat dari ukuran kartu pos, foto itu menunjukan saya sedang tidur di sofa dengan coretan seperti kumis kucing di bawah hidung, saya teringat dulu anak jail ini pernah mencorat-coret wajah saya ketika ketiduran di sofa, yang saya tidak tau adalah ternyata dia memfotonya....

”R.I.P Rizal... hiksss .. semoga kamu tenang di alam sana” nah bagian ini sangat menyebalkan, mungkin saya lupa menceritakan kalau risa pernah punya peliharaan seekor kucing persia, dan sialnya risa menamai kucing bantet itu dengan nama rizal.. seperti namaku, saya sudah protes berkali-kali agar mengganti nama kucing itu menjadi nama yang lebih lumrah untuk seekor kucing, tapi bukan risa namanya kalau gak ngotot... “gak mau mas, pokoknya namanya tetep R-I-Z-A-L biar aku inget terus sama kamu, kalo perlu ini si rizal tak bikinin akta lahir sam kartu keluarga biar sah namanya ” begitu katanya setiap saya memprotes nama kucing itu.. dan kalian tau? Si Rizal (kucing) mengalami tragedi... Rizal (kucing) menjadi korban tabrak lari saat dia lepas dari kandangnya dan menyebrang jalan, akhirnya Rizal (kucing) di makamkan di halaman belakang rumah risa, dengan sebuah nisan dari papan kayu bertuliskan R.I.P Rizal, njiiirrrr saya udah berasa mati aja..
Sejak peristiwa matinya Rizal(kucing) , Risa jadi shock, gak mau makan, gak mau diajak ngobrol, kerjaanya nangiss terus di kamar, butuh sebulan sampai kejiwaan risa membaik, dan saya hanya bisa tepok jidat berkali-kali.
Saya tidak ada hentinya tertawa membaca buku harian itu, ada saja ulahnya yang dia tulis dengan dramatis seolah itu adalah peristiwa penting abad ini yang harus dicatat dalam sejarah padahal itu hanya hal2 sepele yang tidak perlu bahkan sangat tidak penting untuk diingat, contohnya dia menulis seperti ini.


“ memperingati hari Aids sedunia, hari ini peringatan di kampus alhamdulillah lancar, sekarang udah di kamar, memperingati hari jerawat sedunia” disebelah iu ada foto wajah risa yang ditumbuhi satu jerawat namun terlihat menonjol..
“duhhh nih anak gak sehat” gumam saya tertawa geli.
Saya sampai lupa waktu karena membaca tulisan yang semakin ngawur saja isinya, tapi walaupun begitu bukan berarti tidak ada sisi serius dalam tulisan ini, beberapa tulisan risa menyiratkan secara eksplisit tentang mimpi-mimpinya, tentang apa yang di benaknya, dan apa yang menjadi komitmenya, dia cewek jenaka yang tegas sekaligus prinsipil, seorang yang saya kagumi sekaligus sangat saya cintai....

“Dear mas..
Udah makan mas?, udah belajar?, udah gak ngompol lagi kan?, hihi..
J1aga diri mas disana ya, banyak yang mau aku ceritain tapi aku tau kamu sibuk mas, jadi aku simpen aja di diary ini biar gak kelupaan ya..
Mas.. gak ada seharipun aku lewatin tanpa gak inget kamu.. kangen banget... kamu harus lebih rajin lagi disana mas, kamu harus selesai dengan gemilang, udah didepan mata mas, dalam setiap doaku ada namamu mas, dan semoga juga sebaliknya... ehh mas, kamu jangan kira disini aku gak ngapa2in ya!!, disini aku juga usaha,coba aja besok kita bandingin indeks prestasinya bagusan siapa, mas aku punya mimpi kecil mas, boleh sedikit aku bagi ke kamu?, boleh lah,mas nolakpun pasti aku paksa buat dengerin , mas beberpa hari ini aku sering ngimpi yang sama, aku ngimpi aku sama kamu lagi jalan di taman biasa, tapi yang lucu itu aku nggandeng anak cewek mas, cantik banget kayak aku , dia udah bisa jalan.. mungkin umurnya baru 2 tahunan, dia nngandeng tangan kirimu, sama nggandeng tangankananku..
Mimpinya uuuiiiindaaahhh banget mas, dan semoga gak Cuma mimpi yak
Dan semoga mas laki2 yang dimimpiku itu beneran kamu,
Segera selesein tanggung jawabmu disana mas, jangan pergi dari aku kalo nekat pergi dari aku bakal aku susul meskipun itu sejauh barat dan timur..
-Yogyakarta, 11 Januari 2008

Teman.. kalian tau? Risa itu orang paling aneh, orang aneh yang mencintai orang aneh sepertiku, bahkan cara mengekspresikan cintanya terhadap sesuatu juga sering kali aneh, dia juga termasuk orang yang cermat sekaligus nekat, lupakan karya seni dia tanpa ragu akan menukarkan lukisan Vincent Van Gogh dengan rainbow cake yang menurutnya adalah penemuan paling mutakhir yang pernah ditemukan manusia -_-
Saya melirik jam tangan sudah hampir setengah 4 dan saya belum tidur, saya berdiri dan merebahkan diri di kasur, saya mengecek hp dan beberapa bbm dari risa muncul dilayar..
“mas” ... hanya itu bunyi pesan singkatnya, pesan yang sama di kirim beberapa kali, pesan terakhirnya baru 5 menit yang lalu terkirim di hp saya..
“iya nduk?, blm tidur kamu?”

“belom.. gak bisa tidur aku mas, kamu juga mas?”

“iya nduk.. deg degan buat besok”

“hihi..aku udah bilanng sama ama ayah lho”

“ehh..seriusan? ayahmu bilang apa nduk?”

“ada deh... mas, istirahat yuuk”

Kami mengakhiri pesan singkat itu, dan dalam baringan saya Cuma bisa membayangkan, kira2 apa yang akan terjadi besok,om hamzah sudah mengenal baik segala hal tantang saya, baik buruknya saya tentunya beliau sudah mampu mempertimbangkanya, satu2nya hal yang membuat saya pesimis adalah status saya yang masih seorang pengangguran, yaa.. meskipun S.ked saya masih belum bisa apa2, saya harus menyelesaikan bidang spesialisasi saya.
Entahlah, pikiran saya rasanya bercampur2, tapi saya teringat perkataan om Bowo, bahwa beliau perca pada saya, dan rejeki bisa didapat dari mana saja,
Saya berdoa untuk tidur saya yang hanya sebentar, dan berdoa untuk esok yang pasti akan saya lewati dengan panjang......
****
Saya bangun saat adzan berkumandang, jadi hari itu hanya saya lewati dengan tidur selama 1 jam saja, serius hanya satu jam, seharusnya saya masih sangat mengantuk, tapi debar dari rasa excited mengalahkan rasa ngantuk yang bergelantungan di kelopak mataku...
Saya shalat subuh di masjid kompleks rumahku, banyak warga dan tetangga yang mengajak ngobrol lebih lama seusai shalat, tapi dengan terpaksa saya tolak dengan halus,karena hari ini adalah hari penentuan bagi saya..
Saya segera pulang kerumah, mencuci mobil tua warisan ayah yang mulai berdebu itu, saya menyikat dan mengelap hingga bagian terkecil dari mobil itu, berusaha merubah tampilan cat usang itu menjadi lebih kinclong..
“Nah.. udah ganteng sekarang”
Sambil melihat mobil itu dari angle yang berbeda2, saya segera berlari masuk rumah dan menyaut anduk untuk segera mandi, om bowo tampak sedang asik menikmati rokok kreteknya ditemani secangkir kopi didepanya,
“om aku mandi dulu,takut kesiangan” kata saya sambil berlari didepan beliau,
“heisshh dasar anak bujang gak sabaran”ujar beliau sambil tersenyum..
Saya mandi dengan sebersih mungkin, setengah botol shampo saya habiskan untuk mencuci rambut yang mulai memancang ini..
“harusnya kemaren potong rambut duluuu gerutuku sambil membilas sisa sabun dan sampo..
Saya keluar dan langsung memilih baju mana yang kira2 cocok untuk hari akbar ini,
Dan pilihan saya jatuh pada sebuah batik berwarna biru dongker ditambah celana berbahan kain berwarna hitam, sepatu fantofel hitam mengkilat membungkus kakiku..
dan setelah semuanya siap.. setelah saya pamit dengan om bowo..
saya sudah berada dalam mobil... yang akan mengantar saya kerumah wanita idaman saya yang insyallah akan menjadi Istri saya....

Saya sudah berada di depan pintu rumah risa, saya sengaja tidak membalas pesan singkat yang dia kirim berpuluh kali, sebelumnya saya sudah berjanji akan datang pukul 09.00 pagi, dan masih ada sisa 10 menit sebelum jam 9.. saya mengatur nafas, berusaha mengurangi rasa nerves, belum pernah saya segugup ini saat berkunjung ke rumah risa..
Tok tokk tokk.. pintu kayu jati itu saya ketuk perlahan, sampai terdengar suara langkah cepat dari balikpintu..
“mas.. huhhhh syukurdeh kirain gak jadi, dari tadi di bbm gak di bales sih” ucap risa sambil mencium tanganku..
“udah nunggu dari tadi nduk?”
“aku dah siap2 dari tadi sihh.. ayah udah di ruang tamu mas” jawabnya sambil mengajaku untuk bertemu om hamzah..
Om Hamzah, beliau sedang duduk santai di sofa, sebuah buku bersampul biru sedang dipegangnya, beliau melirik kearah saya datang dan berdiri..
“selamat datang le.. selamat atas pencapaianmu le” ucap beliau seraya memeluku...
“duduk le” beliau mempersilahkan saya duduk..
“terimakasih om” jawab saya sopan
“jangan terlalu formal, kamu udah biasa to dengan saya?”
Om hamzah memberikan isyarat agar risa mengambilkan minuman, risa yang sedari tadi mendadak menjadi pendiam hanya manggut2 saja dan beranjak ke dapur...
“gimana le selama disana semua lancar kan?, maaf kemarin saya tidak bisa ikut menyambut karena sedang dalam tugas.” Ujar om hamzah sambil menepuk pundak saya..

“alhamdulillah om, semua lancar, tinggal mengurus beberapa hal untuk pendidikan saya selanjutnya”
“ya ya.. lalu apa rencanamu le untuk proses selama studi lanjutanmu?” tanya beliau..
“maksud om rencana yang bagaimana om?” tanya saya
“yaa.. om tau tidak sedikit biaya yang harus kamu keluarkan, kamu sudah punya rencana kan? Apalagi sekarang sudah dewasa kamu, risa juga sebantar lagi bakal kerja”
Pertanyaan itu seperti tamparan buat saya, beliau seperti bertanya “mau kamu kasih makan apa anak saya kalau kamu saja masih harus kuliah lagi” walaupun itu diucapkan secara halus.
Saya merasa skak mat... mati kutu, karena belum memikirkan jawaban untuk pertanyaan itu... butuh berapa lama sampai saya bisa menjawab, itupun dengan sedikit gugup..
“saya akan bersaha mencari pekerjaan sampingan om, yaa ntuk biaya pendidikan alhamdulillah sudah dapat teratasi almarhum bapak sudah menyiapkan hal ini jauh2 hari” jawab saya dengan nada merendah...
Om hamzah sedikit menyeritkan dahi danterlihat berpikir, perasaan saya semakin tidak karuan, rasa pesimis menghampiri benak saya, apakah om hamzah kurang senang dengan jawaban saya?

Risa datang dengan sebuah nampan berisi kudapan ringan dan 2 cangkir kopi..
“mas, yah ini kopi nya” ucap risa sambil meletakan kopi dan kudapan itu...
Dia ikut duduk di kursi yang terpisah..
Om hamzah mempersilahkan saya untuk minum, kami bertiga ada dalam situasi yang canggung, untuk beberapa lama ada kebisuan diantara kami, risa tampak risih dan memberikan kode dengan pandangan matanya agar saya segera bicara maksud dan tujuan saya disini...
Saya mengamati om hamzah yang terlihat seperti menunggu kira2 apa yang ingin saya katakan selanjutnya, saya mengambil nafas panjang, dan berdoa dalam hati, semoga kali ini saya tidak salah bicara...

“om, maaf sekali saya pagi2 begini sudah mengganggu om, mungkin risa sudah memberitahu hal ini, dan saya disini berniat memohon langsung kepada om, om.. seperti yang om ketahui saya dan risa sudah cukup lama berteman, dan selama ini baik saya dan risa sudah tumbuh dewasa bersama, saya disini walaupun belum memiliki pekerjaan tetap sebisa mungkin akan berusaha, dan dengan ini saya memohon langsung kepada om sebagai ayah sekaligus wali dari risa, saya memohon om berkenan dan merestui hubungan kami berdua ke jenjang yang serius, saya kesini bermaksud melamar putri om”

saya mengucapkan kalimat yang sama sekali tidak saya siapkan sebelumnya. Kalimat itu meluncur dengan sendirinya dari mulut saya, cepat jelas dan semoga saja tidak terdengar aneh di telinga beliau,,
Om hamzah terdiam, beliau mengambil cangkir kopinya dan meminumnya lagi, om hamzah melirik risa yang hanya bisa tertunduk dengan gelisah sambil mengucek roknya..
Setiap detik menunggu jawaban om hamzah membuat saya semakin berdebar, apakah lamaran saya akan ditolak?, kenapa lama sekali?,
“sebaiknya kamu pulang dan cari pekerjaan dulu” ohhh kalau jawaban seperti itu yang keluar maka rasanya akan sangat besar rasa malu yang harus saya tanggung di depan risa.. saya berdoa dalam hati semoga jawaban om hamzah sesuai dengan harapan saya..
Beliau menoleh kembali kearah risa, dan menoleh kearah saya, sorot matanya tajam,seakan menelisik orang yang baru saja berusaha melamar putrinya...
“kalau saya yo le ......” om hamzah menghentikan bicaranya dan menghela nafas panjang..serasa jantung saya hampir copot menunggu reaksi selanjutnya dari om hamzah,
“kalau saya pastinya merestui le, dari dulu saya merestui pertemanan kalian, dan sekarang pastinya saya merestui hubungungan kalian, kamu sudah membuktikan dirimu, dan tidak ada keraguan sama sekali, masalah pekerjaan itu bisa dicari, tapi mantu sepertimu yaa mungkin Cuma ada satu” ucap beliau dengan melempar senyum yang sumringah kepada saya..
Ploongg.... teman itu adalah rasa paling plongg yang pernah saya alami, om hamzah menyetujui kami, merestui hubungan kami, om hamzah merelakan putri cantiknya untuk dipinang oleh seoarang seperti saya..

“alhamdulillah...” hanya itu ucapan saya sambil mencium tangan om hamzah dengan hikmat, saya melirik risa yang tersenyum dengan air mata yang sudah jatuh diatas pipi putihnya...
Risa menghampiri ayahnya dan memeluknya erat, “yahhh... makasih, ayahhh makasih” ucapnya dengan manja kepada ayahnya...

“yaa yaa, nanti ayah hubungi ibumu biar bisa segera pulang” ucapnya kepada risa,

” le kamu sudah bilang sama pak bowo kan mengenai ini?” tanya beliau kepada saya
Saya mengangguk pertanda saya sudah mendiskusikanya dengan om bowo selaku wali saya...
“kamu tunggu bentar, saya telfon ibunya risa dulu, biar ada konfirmasi tanggal keulanganya” ujar beliau sambil menaruh telepon di telinganya kemudian berlalu...

Risa dengan cepat mengampiri saya dan menggenggam era tangan saya, wajahnya tampak sangat ayu hari ini, saya mengusap air mata dipipinya, dan dengan lembut saya berkata..
“akhirnya nduk...”
“makasih mas, makasih udah mewujudkan salah satu mimpiku” ucapnya lembut sambil memeluk saya dengan sangat erat...


=== Cerita Selanjutnya ===